Rabu, 11 Juni 2008

KECEPATAN CAHAYA MENURUT AL QUR'AN

KECEPATAN CAHAYA Kecepatan cahaya adalah kecepatan yang tercepat di jagat raya ini yaitu 299279.5 Km/det. Bisa ditentukan/dihitung dengan tepat berdasar informasi dari petunjuk AL Quran Mungkin anda pernah tahu bahwa konstanta C, atau kecepatan cahaya yaitu kecepatan tercepat di jagat raya ini diukur, dihitung atau ditentukan oleh berbagai institusi berikut: • US National Bureau of Standards C = 299792.4574 + 0.0011 km/det • The British National Physical Laboratory C = 299792.4590 + 0.0008 km/det • Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik". Tapi anda seharusnya tahu bahwa konstanta C bisa dihitung/ditentukan secara tepat menggunakan informasi dari kitab suci yang diturunkan 14 abad silam: Al Quran, kitab suci umat Islam Penemu hitungan ini adalah seorang ahli Fisika dari Mesir bernama DR. Mansour Hassab El Naby ”Dialah (Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)" (QS 10:5) ”Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar dalam garis edarnya" (QS 21:33). “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu."(QS 32:5) Berdasar ayat-ayat tersebut diatas, terutama ayat yang terakhir (QS 32:5) dapat disimpulkan bahwa : Jarak yang dicapai Sang urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun atau 12000 bulan C . t = 12000 . L dimana : C = kecepatan Sang urusan t = waktu selama satu hari L = panjang rute edar bulan selama satu bulan Berbagai sistem kalender telah diuji, namun “Sistem kalender bulan sidereal” menghasilkan nilai C yang persis sama dengan nilai C yang sudah diketahui melalui pengukuran Ada dua macam sistem kalender bulan: 1. Sisyem sinodik, didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi. 1 hari = 24 jam 1 bulan = 29.53059 hari 2. Sistem sidereal, didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta. 1 hari = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik 1 bulan = 27.321661 hari Sebuah catatan tentang kecepatan bulan (v) Ada dua tipe kecepatan bulan : 1. Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan rumus berikut: ve = 2 . p . R / T dimana R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km T = periode revolusi bulan = 655.71986 jam Jadi ve = 2 * 3.14162 * 384264 km / 655.71986 jam = 3682.07 km/jam 2. Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Yang ini yang akan diperlukan. Einstein mengusulkan bahwa kecepatan jenis kedua ini dihitung dengan mengalikan yang pertama dengan cosinus a, sehingga: v = Ve * Cos a Dimana a adalah sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sidereal a = 26.92848o Jadi: C . t = 12000 . L Ingat ! L = v . T C . t = 12000 . v . T Ingat ! v = ve . Cos a C . t = 12000 . ( ve . Cos a ) . T Ingat ! ve = 3682.07 km/jam a = 26.92848o T = 655.71986 jam t = 86164.0906 det C = 12000 . ve . Cos a . T / t C = 12000 * 3682.07 km/jam * 0.89157 * 655.71986 jam / 86164.0906 det C = 299792.5 km/det Bandingkan C (kecepatan sang urusan) hasil perhitungan dengan nilai C (kecepatan cahaya) yang sudah diketahui ! Nilai C hasil perhitungan C = 299792.5 Km/det Nilai C hasil pengukuran  US National Bureau of Standards C = 299792.4574 + 0.0011 km/det  The British National Physical Laboratory C = 299792.4590 + 0.0008 km/det  Konferensi ke 17 tentang Ukuran dan Berat Standar “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299792458 detik " Kesimpulan (dari Artikel Prof Elnaby) “Perhitungan ini membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta C hasil pengukuran selama ini dan juga mnunjukkan kebenaran AlQuranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah Sang pencipta alam semesta.” Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu. Referensi: Elnaby, M.H., 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed C http://www.islamicity.org/Science/960703A.HTM Fix, John D., 1995, Astronomy, Journey of the Cosmic Frontier, 1st edition, Mosby-Year Book, Inc., St Louis, Missouri The Holy Quran online, http://islam.org/mosque/quran.htm Nb: Saya ngopy file pps tentang artikel ini dari komputer adikku yang tidak terlacak tautannya. Silahkan memahami presentasi dari file pps yang bisa didownload di bawah ini. elfarid Penjaga Sanggar Mewah http://elfarid.multiply.com File lampiran: http://www.divshare.com/download/2296456-ec6

Selasa, 10 Juni 2008

LIPI Siapkan Lima Konsep Pengembangan Energi Alternatif

Sumber : Media Indonesia
Penulis : Siswantini

JAKARTA--MI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah menyiapkan lima konsep untuk energi terbarukan, pengganti sumber energi bersumber dari bahan bakar minyak (BBM), seperti yang diarahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan para periset konversi energi beberapa waktu lalu.

Menurut pakar konversi energi dari Deputi Jasa Ilmiah LIPI Jan Sopaheluwakan, ada lima konsep yang sudah dipersiapkan tahun lalu. ''LIPI bersama lembaga riset lainnya di antaranya BPPT, BATAN, akan menjadikan hidrogen dan metanol dalam satu paket. Saat ini LIPI lebih fokus dalam merancang produksi hidrogen dan metanol di Indonesia dalam jumlah besar, dan hargannya murah. Ini konsep pertamanya,'' kata Jan belum lama ini.

Menurut Jan, produksi metanol di Indonesia lebih visibel, aman, dan dari segi pemasaran ada konsumennya. Demikian juga dengan infrastruktur juga sudah ada. Metanol yang akan diproduksi nantinya akan bersumber dari sampah, batu bara, dan limbah industri otomotif.

Jan mencontohkan hasil buangan batu bara di langit bisa ditangkap dan dijadikan hidrogen serta metanol, sehingga produksi emisi baru bara bersih tanpa karbon. Demikian juga dengan pengolahan sampah akan menghasilkan gas metan dan hidrogen yang potensial, yang nantinya akan dikonversi sebagai energi listrik.

''Pada dasarnya LIPI membuat konsep yang disesuaikan dengan konsep di setiap wilayah dalam konversi ini. Jakarta misalnya bisa membuat gas metan dan hidrogen dari sampah. Sedangkan daerah penghasil batu bara bisa memanfaatkan limbah yang dibuang itu menjadi metanol dan hidrogen. Kalau daerah yang banyak anginnya seperti NTT, cocoknya energi angin atau energi surya, dan sebagainya,'' papar Jan.

Kedua, para periset energi juga telah memikirkan untuk membuat penyimpanan hidrogen dan metanol dalam skala besar, termasuk distribusi dan pemasarannya. ''Kapasitasnya belum selesai dihitung, namun saya yakin cukup besar, karena jumlah sumber energi alternatif di Indonesia tidak terbatas.''

Ketiga, LIPI pun merancang pembuatan fuel cell. Energi fuel cell merupakan energi alternatif di masa mendatang yang sedang dikembangkan, dan bisa menjadi pengganti energi dari bahan bakar minyak (BBM). Energi fuel cell yang berbahan bakar hidrogen punya keunggulan sifat transportable, ramah lingkungan, dan mempunyai efisiensi tinggi.

Keempat, fuel cell ini akan digunakan pada kendaraan bermotor, laptop, ponsel, rumah tangga, maupun power plant besar. ''keistimewaannya tidak menimbulkan polusi, tidak ada bunyi, dan efisien dibandingkan energi lainnya,'' jelas Jan.

Apalagi energi fuel cell berpeluang memberikan perubahan yang besar dalam konsep penggunaan energi, karena keunggulannya teknologi itu berbasis hidrogen, dan sering disebut sebagai microchip di bidang energi.

Fuel cell diciptakan pertama kali oleh Sir William Grove pada tahun 1839. Grove menemukan bahwa ternyata air bisa terurai menjadi hidrogen dan oksigen ketika diberi arus listrik. Proses ini kemudian dinamakan elektrolisis. Ia lalu berhipotesis bahwa jika proses tersebut dibalik untuk menghasilkan listrik dan air. Lima puluh tahun kemudian, Ludwig Mond dan Charles Langer memopulerkan istilah fuel cell ketika sedang membuat model praktis untuk menghasilkan listrik.

Fuel cell pada dasarnya adalah alat konversi energi elektrokimia. Ia mampu mengubah senyawa hidrogen dan oksigen menjadi air, dan dalam prosesnya menghasilkan listrik. Beda dengan baterai yang mengubah semua senyawa kimia di dalam tubuhnya menjadi listrik dan kemudian habis sehingga harus dibuang atau mesti diisi ulang memakai catuan daya, senyawa kimia di fuel cell terus mengalir di dalam selnya secara konstan sehingga tidak pernah mati.

Kelima, edukasi kepada masyarakat bahwa pengolahan energi alternatif untuk dijadikan energi listrik non BBM memiliki nilai jual tinggi. ''Bila di daerah itu bisa mengolah energi alternatif, dan kapasitasnya lebih bisa dijual ke PLN. Daerah pun punya pendapatan lain dari penjualan energi alternatif ini.''

Sedangkan menurut Achiar Oemry peneliti Puslit Fisika LIPI, gambaran harga hidrogen saat ini dalam skala produksi US$3,5 per kilogram. ''Untuk satu kilogram hidrogen sama dengan empat liter bensin. Namun dalam perkembangannya harga akan diturunkan menjadi US$1,5. Artinya harga hidrogen tidak sampai US$1 seperti harga premium saat ini di pasar internasional. Jelas lebih murah dan ekonomis.

Diakuinya produksi hidrogen di dunia kian sedikit, namun tren kenaikan harga minyak dunia terus meroket, hidrogen akan menjadi primadona. ''Harganya pun sangat kompetitif. Saya yakin harganya akan terus naik apabila harga minyak terus meroket. Apalagi untuk Indonesia, hidogren itu sangat visibel. Banyak sumber yang bisa diproduksi menjadi hidrogen, dari sampah, biomassa, gas alam, dan sebagainya. Dan energi yang dihasilkan lebih bersih.''

Menurutnya penggunaan hidrogen ini juga akan membantu pengurangan emisi karbon yang dihasilkan oleh energi fosil seperti sekarang ini. (Nda/OL-2)

© free template 3 columns